image

MAKALAH K3


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam era keterbukaan sekarang ini keberadaan proyek konstruksi dalam suatu Negara mempunyai peranan sangat penting. karena dari kegiatan itu akan dihasilkan berbagaia sarana dan prasarana pembangunan. Namun di dalam suatu pembangunan proyek konstruksi terdapat berbagai resikoo kecelakaan yang setiap saat mengintaai. kecelakaan kerja di dalam suatu koonstruksi dapat disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri maupun dari kesalahan konstruksi bangunan. Konstruksi suatu bangunan memegang peranan penting faktor utama keselamatan kerja. Bagaimana mungkin suatu perusahaan dapat berjalan dengan aman dan nyaman apabila konstruksi suatu bangunan tidak memenuhi syarat keselamatan kerja. kesalahan konstruksi suatu bangunan dapat menimbulkan kecelakaan bagi para pekerja yang tentunya akan berdampak negative bagi perusahaan itu sendiri, misalnya dihentikan sementara proses produksi perusahaan tersebut sanpai dengan dicabutnya SIUP (surat ijin perusahaan) di karenakan perusahaan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat keselamatan kerja yang aman dan nyaman. yang pada akhirnya dapat  berdampak negative pada karyawan perusahaan  tersebut.
 Konstruksi bangunan yang lemah dapat menimbulkan kecelakaan fatal pada karyawan perusahaan tersebut. Sehingga  konstruksi suatu bangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus benar-benar diperhatikan misalnya pembangunan suatu perusahaan/pabrik, pembangunan  GOR (gedung olah raga), pembangunan Mall dan sebagainya.
Apalagi apabila dilihat dari data Jamsostek terakhir (2007) angka kematian akibat kecelakaan kerja ternyata masih didominaasi pada bidang konstruksi. Tentunya perlu dicari solusi yang tepat untuk mengurangi angka kecelakaan  tidak membanggakan ini. Salah satu yang diupayakan Pemerintah dalam hal ini Departemen PU adalah dengan melakukan Standarisasi untuk kemudian dilakukan sertifikasi terhadap tenaga kerja terampil bidang konstruksi. Pentingnya sertifikasi selain akan meningkatkan kompetensi disisi lain akan memberikan proteksi karena setiap pekerja sadar akan tindakannya. Dikatakan oleh Asrizal Tatang dari LPJKN, pada dasarnya penyebab kecelakaan kerja bisa disebabkan oleh faktor manusia dan oleh alat. Faktor manusia disebabkan sikap kerja yang tidak disiplin aturan, sedangkan faktor alat  karena mutu alat yang belum terstandar. Solusinya menurut Asrizal Tatang, untuk faktor manusia dengan standar kompetensi sedangkan alat dengan adanya Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk alat konstruksi.

BAB II

PEMBAHASAN
KUALA LUMPUR - Tragedi kembali menimpa warga Indonesia yang bekerja di Malaysia. Sedikitnya 10 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jatim menjadi korban runtuhnya bangunan mal empat lantai di kawasan Petaling Jaya, Selangor, Malaysia, Kamis malam (28/5). Di antara jumlah itu, empat pekerja migran di sektor konstruksi ditemukan tak bernyawa akibat tertimpa puing-puing bangunan tersebut yang sedianya dirobohkan. ''Para korban berasal dari Indonesia. Sampai saat ini datanya kami update setiap saat karena pencarian korban masih dilakukan,'' jelas Atase Tenaga Kerja KBRI di Kuala Lumpur Teguh Hendro Cahyono ketika dihubungi Jawa Pos Jakarta tadi malam (29/5). Menurut dia, melalui kerja sama dengan pemerintah Malaysia, KBRI telah menempuh segala upaya untuk bisa menemukan para korban asal Indonesia. Empat korban yang meninggal adalah A. Suki Bin Nahru asal Sampang, Madura; Mukhamad Masykur asal Pacitan; dan Anwarudin asal Blitar. Seorang lainnya belum bisa diidentifikasi
Dua TKI, yakni Suryono dan Saleh, ditemukan dalam kondisi selamat. Kini, keduanya dirawat di Rumah Sakit Universiti Malaya (UMMC), Petaling Jaya. Empat orang lainnya masih dicari, yakni Rouf alias Yanto, Hadi, Fauzan, dan Maddekip.
''Di lokasi reruntuhan juga ditemukan SIM atas nama Arif Turantoi asal Pacitan. Tapi, belum dipastikan apakah dia juga menjadi korban,'' tutur Teguh.
Gedung yang runtuh tersebut adalah bekas mal atau supermarket yang sudah berusia 10 tahun. Bahkan, gedung itu sedang dalam proses dirobohkan, tapi kemudian runtuh belum diketahui penyebabnya. Bekas bangunan tersebut ambruk pukul 16.15 waktu setempat Kamis lalu. Gedung yang beralamat di Sekyen 14 Petaling Jaya itu merupakan bangunan kosong dan menurut jadwal akan dirobohkan sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Jenazah tiga korban ditemukan kali pertama dari ruang bawah tanah gedung pukul 14.00 waktu setempat kemarin. Lantas, mayat para TKI itu diangkat dan dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Jenazah korban keempat ditemukan pukul 16.30 waktu setempat.
Salah satu jenazah diidentifikasi sebagai Mukhammad Masykur, 31. Hal itu didasarkan pada pengakuan seorang korban selamat, Suryono, 21, sepupu korban. ''Kami berdua tinggal dalam satu tempat sejak tiba di Malaysia sembilan bulan lalu. Musibah itu terjadi sejam setelah kami memulai pekerjaan,'' ungkap Suryono sebagaimana dikutip Teguh.
Suryono menuturkan, musibah tersebut terjadi ketika para pekerja konstruksi mulai memindahkan balok besi dari lori ke ruang bawah tanah. Ketika itu, terdengar suara sangat keras. Tiba-tiba, gedung pun runtuh. ''Saya berlari untuk menyelamatkan diri. Tapi, sepupu saya tidak beruntung. Saya melihatnya terkubur puing-puing,'' jelasnya..
Suki Bin Nahru, korban tewas asal Sampang, Madura, ternyata sudah menjadi warga negara Malaysia. Sementara itu, Masykur memiliki paspor nomor AL 496323 yang dikeluarkan di Blitar tanggal 28/5/2008 dan berlaku hingga 28/5/2011. Masykur lahir di Pacitan, 7 Juli 1978, dan tercatat beralamat di Dusun Gayam, RT 03/01, Desa Sidomulyo, Kebonagung, Pacitan.
Anwarudin memegang paspor nomor AM 771491. Pria kelahiran Blitar, 1 Januari 1971, tersebut dipekerjakan oleh Lian Hup Company. Kemarin adalah hari pertama mereka bekerja. Seorang pekerja yang ditemukan terluka dan mengalami shock adalah Saleh, asal Sampang, Madura.
Seorang pejabat Balai Kota Petaling Jaya membenarkan bahwa insiden terjadi sebelum gedung dirobohkan. Sisa-sisa bangunan bekas Jaya Mal dan Supermarket yang akan dirobohkan sebenarnya dalam tahap rencana perobohan.
Polisi Petaling Jaya terus mencari korban hingga tadi malam. Sebab, ada laporan bahwa sekitar 50 pekerja berada di lokasi ketika insiden terjadi. Sekitar 100 personel pemadam kebakaran, polisi, serta petugas penyelamat telah dikerahkan. Tiga ekskavator juga terus membongkar puing-puing. Jalan di lokasi kejadian ditutup dan lalu lintas dialihkan.
Menteri Besar Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim. Dia menambahkan, penyelidikan tak hanya difokuskan pada penyebab musibah, tapi juga memberikan rekomendasi langkah pencegahan agar kasus serupa tidak terulang. ''Pemerintah (negara bagian) telah minta Dewan Kota Petaling Jaya untuk memantau kawasan sekitar lokasi dan mendukung investigasi lanjutan,''
Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat menyatakan sudah mengirimkan tim untuk mengidentifikasi para korban ke lokasi. Dia juga berjanji membantu pencarian identitas dan mengawal hingga jenazah dipulangkan ke tanah air. ''Ada juga tim di tanah air yang mencari tahu korban diberangkatkan PJTKI mana, lewat konsorsium asuransi mana. Juga, mencari alamat keluarga korban,'' ujarnya.
Menurut dia, tim di Malaysia juga akan mengawal proses hukum jika diperlukan. Walaupun kemungkinan itu murni kecelakaan, dia akan berupaya para TKI mendapat santunan. Jika ternyata TKI yang teridentifikasi masuk tidak melalui jalur resmi, Jumhur menegaskan pemerintah tetap akan bertanggung jawab untuk memberi santunan. ''Ini kecelakaan kerja. Jadi, sebisa mungkin hak-hak mereka dipenuhi,'' tegasnya.

Depnakertrans kemarin mengirimkan tim khusus untuk menangani pengurusan jenazah, pengobatan, dan evakuasi TKI yang menjadi korban dipastikan akan di tanggung sepenuhnya oleh pemerintah Malaysia dan diberikan asuransi bagi korban kecelakaan.

ANALISIS KEJADIAN PERISTIWA KECELAKAAN
Menurut saya runtuhnya bangunan bekas mol/supermarket di petaling jaya,Senangor, Malaysia yang menewaskan 10 tenaga kerja asal  Indoesia (TKI) disebabakan oleh beberapa faktor diantaranya:
1 Hampir semua kecelakaan kerja, akibat kegagalan konstruksi seringkali dipengaruhi oleh faktor alam dan perilaku manusia itu sendiri. kegagalan konstruksi yang terjadi di petaling jaya, senagor malaysia pada kamis malam 28/05/dimungkinkan penyebabnya dari faktor manusia Yaitu :
Penyebab kecelakaan:
1. Peran owner
a.        Tingkat kompetisi yang tinggi cenderung meminimalkan  harga sehingga keselamatan kurang diperhataikan.
b.      Client dalam posisi untuk mengontrol setiap tingkat dari keselamatan melalui penawaran yang diajukan kontraktor.
2. Peran perencana
a.       Peran perencana belum sepenuhnya memberikan training keselamatan secara intensive.
b.      Kurangnya pengetahuan dan latihan antara  kontraktor dan pekerja.
c.       ketidak tepatan perencanaan konstruksi  yang dapat menyebabakan kecelakaan sebesar 28,80%.

d.      factor-faktor kunci perencanaan keselamatan:
Ø  perubahan mindset perencana menuju pola pikir keselamatan.
Ø  peningkatan pengetahuan perencana tentang konsep keselamatan.
Ø  menyertakan aspek keselamatan pada tahap desain.
Ø   membuat alat-alat dan pedoman kerja yang memperhatikan keselaamatan.

3. Faktor konstruksi
a). kesukaran desain seperti langit-langit lengkung dll, padahal seharusnya desain konstruksi suatu bangunan harus memiliki desain yang  mamadai dan memenuhi standar keselamatan. Maksudnya disini ialah suatu bangunan selain memiiki desain yang indah juga harus memiliki desain/rancangan bangunan yang kuat dan kokoh. Karena desain suatu bangunan yang asal asalan akan mempengaruhi kekuatan bangunan yang akan di bangun Sehingga dengan begitu konstrusi suatu bangunan memiliki desain yang yang memenuhi standar keselamatan.
b). Peralatan yang digunakan dalam pembangunan gedung tersebut kurang memadai/tidak berstandar nasional (SNI). pada dasarnya dalam pembangunan suatu gedung membutuhkan peralatan yang memedai, peralatan yang dapat mendukung sepenuhnya pekerjaan pembangunan suatu konstruksi bangunan. peralatan Standar Nasional Indonesia (SNI).dengan begitu suatu bangunan dapat dikerjakan sesuai dengan standart operation procedures (SOP) sehingga akan tercipta suatu konstruksi bangunan yang kokoh dan kuat.
c). Material yang digunakaan dalam pembangunan gedung tersebut kurang bermutu dan belum berstandar naasional. Disamping itu pembangunan atau  pemasangan material kurang disiplin dan tidak memperhatikan aspek pemasangan material secara benar.  Seharusnya pemasangan Material dalam suatu konstruksi bangunan, material/bahan yang akan digunakan dalam pembuatan suatu gedung harus benar-benar perlu diperhatikan, karena bahan/material yang akan digunakan dalam konstruksi suatu bangunan memegang peranan utama kokoh dan tidaknya konstruksi bangunan tersebut. bagaimana mungkin suatu bangunan dapat berdiri dengan kokoh jika bahan/material yang akan digunakan dalam pembuatan gedung tersebut tidak memenuhi standart, Dalam proses pemasangan ataupun pelaksanaan konstruksi diperlukan kedisiplinan.Sebagai contoh, sifat alami beton merupakan material yang amat baik untuk menahan tekan namum amat peka (lemah) terhadap tarik. Bila terkena gaya tarik melebihi ambanag batasnya pada proses pembuatannya ataupun saat operasionalnya dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kegagalan konstruksi. selain kualitas bahan yang digunakan takaran dalam pencapuran bahan bahan material juga perlu diperhatikan agar tercipta bahan bangunan yang berkualitas.
d). Pengambilan data tentang struktur dan sifat tanah sebelum pembangunan gedung tersebut kurang diperhatikan. Padahal sebenarnya Pengambilan data lapangan harus benar-benar diperhatikan untuk menghasilkan perencanaan struktur yang baik dan aman. Sebagai contoh, data-data tentang tanah, apabila didapatkan secara sekunder saja tanpa pengambilan secara fisik di lapangan akan menghasilkan rekomendasi yang semu atau bias. Dari proses penyelidikan tanah yang tidak benar ini berpotensi terhadap terjadinya kegagalan konstruksi.
Penelitian teknik saat perencanaan didefinisikan sebagai kegiatan mengumpulkan dan merekam semua data yang diperlukan dalam proses pelaksanaan konstruksi. Dalam industri konstruksi, penelitian teknik meliputi penelitian lapangan, geoteknik, material yang akan dipakai, metode pelaksanaan yang akan diaplikasikan.
 Rekomendasi teknik yang baik merupakan hasil dari penelitian yang akurat. Selanjutnya, rekomendasi teknik yang baik akan mengarah kepada perencanaan struktur yang akurat dan aman. Sebaliknya, bila penelitian lapangan dilakukan dengan tidak mematuhi standar operasional prosedur, akan menghasilkan rekomendasi dengan kualitas semu.

Cara pencegahan:
 1. peran owner
a. Owner harus aktif terlibat dalam pengawasan kontraktor. Agar angka kecelakaan konstruksi cenderung turun/rendah.
b. Owner ikut dalam safety meeting . memperkerjakan supervisor keselamatan secara full time.
2. peran perencana
a. ada dua tingkat fasilitas umpan dari suatu kasus kecelakaan
Ø  safety management.
Ø  proses perencanaan keselamatan untuk masa depan.
Ø  perlunya dukungan computer based system.
b. perencanaan harus mempertanggungjawabkan  terhadap keselamatan dalam karya perencanaan.
3. peran kontraktor
a. kontraktor harus mempertimbangkan factor keselamatan pada tahap penawaran dan semua tahap dari proyek suatu konstruksi.
b. evaluasi terhadap pengawas tentang keselamatan ; top manager membahas keselamatam  pada saat  mengunjungi pekerjaan. Akan mengurangi kecelakaan
c. peningkatan control, misalnya: kunjungan tiap minggu dari top management, akan mengurangi tindak kecelakaan.
d. Suprvisor bisa memebahas suatu konflik dengan bawahannya, mempunyai prestasi pengurangan kecelakaan yang lebih tinggi.
e. Pelatihan kepala pekerja , adanya laporan kekepala perusahaan , adanya penghargaan keselamatan kepada para pekerja.
f. Oficier keselamatan yang full-time. Dukungan yang kuat dari top management. Monitoring  terhadap pengawas. 
g. Perhaatian dari top management , monitoring keselamatan pengawas yang membantu pekerja baru dan punya pengertian kepada pekerja.
h. Memberikan kepelatian penggunaan peralatan suatu konstruksi bangunan supaya pekerja dapat memaksimalkan peralatan yang ada sehingga bangunan memliki standar keselamatan.
i. Ada hubungan yang signifikan  antara iklim keselamtan dan perilaku kerja yang selamat, tekanan  pada pekerja tak berpengaruh langsung dengan iklim keselamatan.

PENUTUP
KESIMPULAN
 Prosedur Teknis:
Berbagai peristiwa kegagalan konstruksi, salah satu penyebabnya adalah tidak mengikuti prosedur teknis konstruksi secara benar. Selama proses pembuatan konstruksi, kegagalan konstruksi dapat pula dikategorikan sebagai kecelakaan kerja.

Dari uraian tersebut dapat dapat di uraikan :
1. Kecelakaan kerja konstruksi masih merupakan masalah besar yang memerlukan perhatian lebih oleh para partisipan proyek, karena angka kecelakaan yang masih tinggi.
2. Teori penyebab kecelakaan kerja konstruksi telah berkembang, tidak hanya memandang dari aspek pekerja (personal) saja, tetapi juga memandang dari aspek manajemen dan organisasi. Yang berperan dalam meminimalkan kecelakaan tidak hanya dari pihak kontraktor saja, tetapi semua pihak(partisipan) proyek ikut berperan.
3. Perencanaan keselamatan kerja konstruksi sebaiknya dilakukan jauh sebelum tahap pelaksanaan, misalnya pada tahap disain atau bahkan pada tahap konsepsi.
4. kontraktor perlu membuat perencanaan keselamatan proyek yang ditawarnya.
5. Dalam pelaksanaan proyek, perlu adanyahal-hal berikut:
(a) supervisor keselamatanyang fulltime
(b) penggunaan alat Keselamatan
(c) adanya kontrol terhadap pelaksanaan keselamatan,
(d) adanya pelatihan terhadap pekerja,
(e) penghargaan (insentif) terhadap keselamatan,
(f) adanya budaya keselamatan.
5. Perlu pendekatan menyeluruh dalam manajemen keselamatan kerja konstruksi (Total Safety Management).
6. Hasil-hasil studi kasus terhadap berbagai kecelakaan dapat disusun menjadi suatu pengetahuan yang sangat berguna bagi pencegahan kecelakaan konstruksi selanjutnya. Pengetahuan itu dapat ditujukan kepada:
(a)  Safety Management System secara umum
(b) proses perencanaan keselamatan bagi proyek tersebut.



SARAN

a.       Masalah pengawasan pekerjaan lapangan suatu konstruksi bangunan seharusnya diberi perhatian serius jika kita tidak ingin kecelakaan serupa terus-menerus terjadi.
b.      Pengawasan harus dilakukan dengan ketat tidak hanya oleh Departemen dan Dinas Tenaga Kerja setempat, tapi juga oleh Departemen Pekerjaan Umum selaku pihak yang memahami aspek teknis konstruksi proyek-proyek bangunan.
c.       Semestinya, instansi pengawas itu melakukan audit ketat terhadap seluruh kontraktor proyek secara berkala.
d.      Prosedur audit sistem keselamatan, kalibrasi peralatan kerja, hingga sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja seharusnya dijalankan dengan jauh lebih tegas.
e.       Kalau perlu, instansi terkait tak perlu ragu mencabut izin perusahaan yang jelas-jelas abai, tidak mengutamakan keselamatan pekerjanya. Sebaliknya, bila ada petugas pengawas yang bermain mata dengan pelaksana proyek, ia juga harus ditindak tegas.

2 komentar:

Pras mengatakan...

terimakasih gan... keren

Anonim mengatakan...

Play raging bull slots - Topbet 12bet 12bet sbobet ทางเข้า sbobet ทางเข้า 253ᐈ Best Real Money Slots - Casinoland

Posting Komentar